MEDIABAHANA.COM WAJO — Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan akan membackup Kabupaten Wajo dan Soppeng, untuk mengembalikan kejayaan sutera di Sulsel. Hal tersebut diungkapkan Nurdin Abdullah, saat acara Focus Group Disscussion (FGD), di Kantor Bupati Wajo, Selasa, 13 Agustus 2019.
Hadir pada Focus Group Discussion ini Bupati Wajo Dr. H.Amran Mahmud, S.Sos., M.Si, Wakil Bupati Wajo H. Amran, SE, dari Kementerian Perindustrian, Kepala Kantor Bank Indonesia Makassar, perwakilan Pemerintah Soppeng, Kepala Dinas Perindustrian Sulsel, kepala Dinas Perindustrian Wajo, dan Perangkat Daerah Kabupaten Wajo, Perbankan di Wajo.
Bupati Wajo Dr. H. Amran Mahmud, S.Sos., M.Si pada kesempatan itu memaparkan bahwa dalam perkembangan Sutera di Wajo, hampir di 14 Kecamatan, utamanya yang ada di Sabbangparu kemudian berkembang di daerah Tanasitolo, Gilireng serta Wajo bagian utara, sehingga perkembangan persuteraan mulai dari hulu sampai ke hilir dan cukup berkembangkan di Wajo.
Pada kesempatan itu Amran Mahmu mengaku kalau tantangan persuteraan di Wajo diantaranya belum tertatanya dengan baik sistem pemasaran produk Sutera, utamanya dalam pemasaran ke luar daerah dan pulau Jawa hingga menimbulkan persaingan yang kurang sehat.
“Masih ditemui kesulitan dalam mendapatkan bahan baku benang sutra yang berkualitas tinggi, utamanya benang produksi lokal, sehingga memerlukan pembinaan ke depannya bahkan upaya ke depan minimal supaya bisa menghasilkan indukan sendiri,” ungkapnya.
Sementara Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan Prof. Dr. Ir. Nurdin Abdullah, M.Agr mengaku sangat prihatin terhadap beberapa komoditas keunggulan Sulsel, seperti sutera yang sudah terdegradasi. Apalagi pasar sutera di Jawa membutuhkan pasokan benang dari Sulsel yang cukup besar.
“Selama ini kita belum mampu memenuhi kebutuhan pasar,” ujar Prof. Dr. Ir. Nurdin Abdullah.
Berdasarkan data asosiasi industri sutera di Wajo, Produksi Wajo, Soppeng, dan Enrekang, bisa menghasilkan 200 ton benang sutera setiap tahunnya.
“Sutera kita jauh lebiih bagus dibanding dengan benang sutera dari daerah lain, termasuk dari sutera impor, selama proses produksinya benar,” tambah Prof. Dr. Ir Nurdin Abdullah.
Apalagi pengembangan sutera di Wajo, Soppeng, dan daerah tetangganya sudah berlangsung turun temurun.
Prof. Dr. Ir. Nurdin Abdullah, juga memerintahkan kepada Kepala Dinas Perindustrian Sulsel Ahmadi, untuk mencari permasalahan dalam upaya kembalikan kejayaan sutera di Sulsel.
Pemerintah Sulsel, siap menghadirkan industri modern untuk meningkatkan kualitas benang, namun tetap pertahankan tenunan tradisional. “Pemerintah Sulsel akan membackup habis-habisan untuk kembalikan kejayaan sutera di Wajo dan Soppeng,” jelasnya.
Diakhiri dengan penandatanganan MoU kerjasama antara Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dengan Pemkab Wajo dan Pemkab Soppeng terkait persuteraan.(Advertorial)