MEDIABAHANA.COM, WAJO — Sejumlah petani di Wajo mengeluhkan keterlambatan pencairan dana pemeliharaan tanaman murbei dari Pemerintah Kabupaten Wajo.
Ketua Asosiasi Sutra Solusi Center (SSC), Kabupaten Wajo, Kurnia yang dihubungi via Handphone, Rabu 10 November 2021, mengatakan, sampai pada hari ini biaya pemeliharaan dan pengolahan tanaman murbei belum cair ke rekening petani.
Katanya, seharusnya dana itu sudah cair dari beberapa bulan yang lalu. Petani saat ini tidak bisa berbuat apa-apa karena dana yang seharusnya dipakai mengolah tanaman murbei tersebut belum cair.
“Kasihan para petani itu, mereka sudah merelakan lahannya untuk ditanami murbei membantu program pemerintah, dengan harapan mendapatkan hasil, tapi sudah satu tahun belum menghasilkan apa-apa,” jelasnya.
Menurut pengusaha sutra ini, seharusnya petani sudah melakukan panen tahun ini, tapi karena tanaman tidak tumbuh dengan baik, maka tanaman murbei ini belum bisa dipanen.
“Seharusnya petani sudah mulai panen, tapi karena tanaman kurang terawat, sehingga hasilnya belum bisa dinikmati petani,” ujarnya.
Kepala Dinas Perindagkop Kabupaten Wajo, H. Ambo Mai, mengakui jika dana pengolahan tanaman murbei terlambat pencairannya, karena anggaran tersebut diposkan dalam APBD Perubahan 2021 Kabupaten Wajo.
“Belum cair dananya, tapi akan diupayakan secepatnya, dan dana itu langsung masuk di rekening petani,” ujarnya.
Sebelumnya, pada tahun 2020 pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menyalurkan bantuan 1 juta tanaman murbei kepada 4 desa di Kabupaten Waj, sebagai upaya mengembalikan kejayaan sutera di Wajo.
Tahap pertama disalurkan 300 ribu pohon murbei untuk 2 desa, yaitu Desa Pasaka 80.000 bibit dengan luas lahan 2 Ha dan Desa Bottopenno 220.000 bibit dengan luas lahan 5,5 Ha.
Tahap kedua, disalurkan kembali 700 ribu pohon untuk 2 desa yaitu Desa Wajoriaja Kecamatan Tanasitolo 480.000 bibit dengan luas lahan 12 Ha dan Desa Watangrumpia Kecamatan Majauleng 220.000 bibit dengan luas lahan 5,5 Ha. (**)
Editor : Edy Mulyawan